Kami mengikuti beberapa media
tentang Perjalanan presiden RI dengan rencana meresmikan JLN trans
Wamena Nduga dan beberapa pembagunan Nasional lainya di pengunungan tengah
Papua hanya sebua symbol membuat laporan kepada Dunia bahwa dirinya mampu
membagun papua jika ,papua tetap bagian dari NKRI.
Kami sebagai anak
daerah activis Pro Rakyat melihat
kedatangan Presiden ini segalah kebentingan pertama memang kebentingan Nengara
bagimana cara mempertahankan Papua itu di anggap bagian dari RI kedua ,,Elit
Papua ikut Bermain dengan Isu penanganan OPM kebentingn Pilub 2018 Ketiga di
peralatkan adalah elit Ndugama dengan dalil hanya mendapatkan sebua jabatan dan
proyek.
Saya heran banyak keanean yang terjadi kali ini ada beberapa
oknum ikut bermain setingan anggendanya tempat dan lokasih jauh dari masyarakat
inikan anenya ada apa di balik ini…..?
Kalau presiden mau Resmikan Jln Trans Wamena Nduga
kemungkinan di Ibu kota atau Kabupaten di Wilayah Nduga kenapa bisa adakan di
belantara yang dari neneng moyang sampai kini belum perna ada penghuni berarti
Negara Indenesia Masih membahwa permusuhan dengan Rakyat Papua ..? dini elit
local papua yang berdangsa di atas penderitaan rakyat.
Kenapa saya katakan demiikian karena Kasus KLB Mbua sampai
saat ini masyarakat hanya menerima janji kosong melalui pemerintah pusat Mentri Kesehatan dan pemerintah Propinsi pun
sudah turun di lapanagan dari Tahun 2016 kini belum ada penganan kasus ini
jumlah korban selama 2 Tahun tarkir ini sudah mencapai 129 orang meninggal
dunia.berarti Pemeritah Pusat dalam hal ini Presiden Jokowidodo hanya butu
Tanah PAPUA bukan Manusia Papuanya.
Hal
ini sejarah baru Bagi Rakyat Ndugama di tipu terang-terangan oleh Presiden RI
melalui kaki tangannya yaitu Pemerintah Pusat pemerintah Propinsi Papua dan Kabupaten Nduga kebentingan Pribadi membuat Tanah adat
Ndugama di perkosa,karena tempat yang beliau berkunjung itu bukan pantas namun
hal itu sebua pelaggaran terhadat tatanan ADAT setempat
Kalau
dilihat secara Kekuasaan wilayah adat itu pasti Gubernur ,Bupati dan DPRD
seharusnya tempat ini bisa sampaikan beberapa pertimbangan terkait kehiduptan
masyarakat Papua yang ketergantungan dengan adat istiadatnya Yaitu:
1. Daerah itu
lokasi berkelangsungan dengan Taman
Nasional Lorentz yang tidak boleh di ganggu oleh siapapun.
2. Tempat tersebut adalah tempat kramat jika
adat-istiadatnya masyarakat Nduga dan pada umumnya Pengunungan Tengah di
injak-injak oleh Pemerintah
3. Presiden
tidak rasa memiliki Masyarakat
Papua pada khususnya Masyarakat Nduga itu bagian dari NKRI.
4. Sangat di
sayangkan sikap Pejabat Lokal yang
membatasih Masyarakat Lokal Papua untuk bertmu langsung dengan Presiden
di lokasih Danau Habema
5. Dengan
demikian kami activis pro pebebasan Papua barat menolak dengan atas segalah penipuan Pemerintah Pusat
Melalui Presiden murahan itu
6. Kemerdekaan papua barat adalah solusi dari
segalah penghorbanan di atas Tanah ini
jika kami tidak akan mudur dari satu langkapun
namun kami bersama rakyat Ndugama tetap berjuang sesuai dengan gaya kami
secara damai
Kami harap Kedatangan Presiden ke Papua kedua kalinya menginjak kaki di atas Tanah adat adalah kenagan terakir untuk Rakyat Ndugama sebelum menuju penentuan Nasip
sendiri
Padangan aktivis pro kemerdekaan dari wilayah
Ndugama
Rambo Nduga Tiruan
Activis Pro Indepnden Westpapua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar