Frederika Korain menulis:
Di Tanah Papua, ada 1000 lilin untuk Ahok, bagus sekali.
Tapi manakah lilin yang sama untuk Arnold Ap, Theys Eluay, Kelly Kwalik, Yawan Wayeni, Filep Jees Karma-Linus Hiluka-Steven Itlay, dkk yg dipenjara sewenang-wenang, Marthen Tabu, Melkianus Awom, Mako Tabuni, Gobay-You-Yeimo-Pigay....dst..dst..dst....???
Tapi manakah lilin yang sama untuk Arnold Ap, Theys Eluay, Kelly Kwalik, Yawan Wayeni, Filep Jees Karma-Linus Hiluka-Steven Itlay, dkk yg dipenjara sewenang-wenang, Marthen Tabu, Melkianus Awom, Mako Tabuni, Gobay-You-Yeimo-Pigay....dst..dst..dst....???
Kalaulah itu benar-benar gerakan yang muncul dari nurani karena dorongan kemanusiaan, hai Orang Papua maupun para saudara yang hidup, makan dan besar di atas Tanah Papua ini, maka tindakan yang benar adalah pasanglah 1000 lilin yg sama juga untuk Orang Papua yang dibunuh oleh negara, dipenjara karena proses hukum indonesia yg semena-mena, selalu didiskriminasi, diperlakukan tidak adil oleh penegak hukum di segala lini di Tanah Papua ini,
didiskriminasi karena dianggap minoritas di
tanahnya sendiri, Mama-Mama Papua yg tersingkir dan hanya bisa mencari makan
dengan jual pinang di pinggir jalan atau di emper toko milik saudara pendatang,
serta korban akibat berbagai ketidakadilan hukum dan kebijakan negara ainnya.
Kalau tidak demikian, maka aksi lilin itu hanyalah aksi genit, ikut ramai, pameran nurani yang tidak utuh, alias aksi 'tebang pilih': tajam kepada elite penguasa yg metropolis dan populer (akibat publikasi media), tapi tumpul kepada orang kecil dan marjinal, kaum pinggiran, apalagi aslinya memang Orang Papua yg korban ini su hitam dan kariting sehingga tidak terhitung!
Camkan bahwa yang Ahok ada alami sekarang itu Papua sudah alami 1/2 abad lamanya, sejak tahun 1962.
Jadi adil dan humanis itu sebaiknya sejak dari pikiran..
SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan
sumber f b Patrics Logo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar